Rabu, 09 Juni 2010

KENCING MANIS (DIABETES MELITUS)


Definisi.
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes Melitus (DM) atau Kencing Manis merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik kadar gula darah yang tinggi (Hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan produksi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.


Penyebab.
Ada 4 (empat) jenis DM dilihat dari factor penyebabnya :

  1. Tipe I : DM yang disebabkan karena kerusakan sel Beta Pankreas (penghasil insulin), atau kelenjar pancreas tidak mampu memproduksi insulin sehingga tubuh tidak mampu secara absolut merubah gula menjadi energi. Tipe ini bisa disebabkan karena factor bawaan atau oleh sebab yang belum diketahui.
  2. Tipe II : disebabkan karena gangguan kerja hormone insulin atau kurangnya produksi insulin dalam tubuh, sehingga kemampuan tubuh mengubah gula menjadi energi berkurang. Tipe ini sering ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun karena factor penuaan (degeneratif).
  3. Tipe lain : Penyebabnya karena : Karena Obat atau zat kimia, karena Infeksi , Sindrom Genetik lain yang berkaitan dengan DM
  4. Diabetes Melitus Gestasional : Diabetes yang terjadi pada kehamilan.

Faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk dapat mengidap penyakit DM antara lain :
• Faktor Resiko yang tidak dapat dimodifikasi :
  1. Riwayat keluarga dengan diabetes ( anak penyandang Diabetes ).
  2. Umur Usia ≥ 45 th harus dilakukan pemeriksaan Kadar Gula Darah secara berkala.
  3. Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi ≥ 4000 gram atau Riwayat pernah menderita DM pada kehamilan ( DM Gestasional ).
  4. Riwayat lahir dengan berat badan rendah,kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan BB rendah memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan BB Normal.

• Faktor risiko yang bisa dimodifikasi :
  1. Berat badan Lebih.
  2. Kurangnya aktivitas fisik.
  3. Hipertensi ( ≥ 140/90 mmHg ).
  4. Diet yang tidak sehat,yaitu Diet dengan tinggi Gula dan rendah serat akan meningkatkan risiko DM tipe 2.

Gejala
a. Gejala Klasik DM :
- Banyak kencing terutama pada malam hari (frekwensi bs 10 x dlm semalam ).
- Banyak makan (merasa selalu lapar).
- Banyak Minum (selalu merasa haus).
- Penurunan berat badan drastis yang tidak bisa dijelaskan sebabnya.

b. Keluhan lain :
- Lemah badan.
- Kesemutan.
- Mata kabur.
- Disfungsi ereksi pada pria.
- Gatal-gatal pada daerah kemaluan atau keputihan pada wanita.


Diagnosa
Apabila ditemukan gejala klasik diatas untuk menegakkan dignosa DM dapat dilakukan dengan cara :

a. Pemeriksaan Gula Darah sewaktu: Pemeriksaan gula darah yang dilakukan sesaat pada suatu hari tanpa memperhitungkan waktu makan terakhir Apabila hasil test gula darah sewaktu ≥ 200mg/dl (lebih dari) besar kemungkinan penderita mengidap DM.

b. Pemeriksaan Gula Darah Puasa : Pemeriksaan gula darah yang dilakukan ketika pasien dalam keadaan puasa atau tidak mendapatkan asupan kalori min 8 jam sebelum test dilakukan. Apabila hasil test gula darah ≥126mg/dl besar kemungkinan penderita mengidap DM.

Pemeriksaan dapat menggunakan alat test gula darah digital yang bisa dilakukan secara mandiri. Alat ini juga mudah didapatkan di apotik atau toko alat-alat kesehatan. Namun juga disarankan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa yang memadai.


Penatalaksanaan DM
Ada 4 hal penting dalam penatalaksanaan DM yaitu:

1. Edukasi atau Penjelasan tentang penyakit DM dan perubahan Gaya hidup,karena DM tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola dan perilaku telah mapan, yaitu asupan kalori yang berlebih dan tidak diimbangi dengan latihan fisik yang cukup.Sehingga perlu diberikan motivasi kepada penderita maupun keluarga untuk menjalani pola hidup sehat,antara lain:
  • Mengikuti pola makan sehat.
  • Meningkatkan kegiatan jasmani.
  • Menggunakan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara aman dan teratur sesuai anjuran dokter.
  • Melakukan Pemantauan Gula Darah Mandiri secara berkala.
  • Melakukan perawatan kaki secara berkala.
  • Mempunyai ketrampilan mengatasi masalah yang sederhana dan mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes serta mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan penyandang diabetes.
  • Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
2. Terapi Gizi Medis Yaitu pengaturan asupan makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.Pada penderita DM perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,jenis dan jumlah makanan,terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun gula darah atau insulin.Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.Kalau diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.Bagi penderita DM sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk dapat mengetahui kalori yang dibutuhkan,karena hal ini berbeda untuk tiap individu,bergantung pada factor jenis kelamin,umur,aktivitas,berat badan dll

3. Latihan Jasmani Kegiatan Jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit ) merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe II. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan ke pasar,menggunakan tangga,berkebun harus tetap dilakukan.Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin,sehingga akan memperbaiki kendali gula darah.Latihan jasmani yang dianjurkan antara lain jalan kaki,bersepeda santai,jogging,dan berenang.Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.Untuk mereka yang relative sehat,intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan,sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindari kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.

4. Obat untuk menurunkan Gula Darah Ada banyak jenis obat untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi,namun pada prinsipnya obat ini berfungsi untuk mempertahankan Gula Darah dalam kisaran nilai Normal,yaitu Gula darah Puasa 100 -125 mg/dl atau Gula darah 2 jam setelah makan 145-179mg/dl

Keempat hal diatas merupakan pilar pengelolaan DM yang harus dilaksanakan secara bersamaan,untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes.

Tujuan dari Penatalaksanaan ini adalah :
• Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM ,mempertahankan rasa nyaman,dan tercapainya target pengendalian gula darah.
• Jangka panjang : Mencegah Komplikasi atau Penyulit DM yang berupa gangguan pembuluh darah jantung,gangguan penglihatan,gangguan pembuluh darah otak (Stroke)Gagal ginjal,dan terjadinya Luka menahun pada kaki penderita DM yang dapat mengakibatkan Amputasi.



(2010 Dr. Evita Setianingrum dari berbagai sumber referensi)

Minggu, 06 Juni 2010

DEMAM


Demam

Definisi
Demam adalah salah satu reaksi tubuh terhadap adanya infeksi. Kisaran suhu normal adalah sekitar 370C (derajat celcius). Jika suhu yang diukur lewat dubur lebih tinggi dari 38,0 derajat celcius, maka dianggap demam. Pada keadaan normal, suhu tubuh cenderung paling tinggi pada pukul 4 sore dan paling rendah pada pukul 4 pagi. Pada bayi di bawah usia 1 tahun, peningkatan suhu yang hanya sedikit saja bisa menandakan adanya infeksi. Pada bayi yang baru dilahirkan, suhu tubuh yang lebih rendah dari normal mungkin juga menunjukkan adanya penyakit yang serius.

Gejala
Tergantung dari apa yang menyebabkan demam, gejala yang sering menyertai demam antara lain:

  1. Berkeringat
  2. Menggigil
  3. Sakit kepala
  4. Nyeri otot
  5. Nafsu makan menurun
  6. Lemas
  7. Dehidrasi

Demam yang sangat tinggi, lebih dari 39,0 derajat celcius, dapat menyebabkan:

  1. Halusinasi
  2. Kejang
Pemeriksaan
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh adalah termometer. Ada beberapa macam termometer tergantung penggunaannya. Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu melalui liang telinga berbeda dengan termometer yang digunakan untuk mengukur suhu melalui dubur maupun melalui mulut. Skala yang digunakan juga berbeda-beda. Yang lebih sering digunakan adalah termometer dengan skala digital. Termometer yang menggunakan raksa sudah mulai ditinggalkan karena potensi bahaya yang bisa timbul jika termometer pecah dan raksa mengalir keluar. Amat sangat tidak dianjurkan untuk mengukur suhu tubuh hanya dengan menempelkan telapak tangan atau punggung tangan di dahi atau pipi.

Ada 3 cara untuk mengukur suhu tubuh, yaitu: melalui dubur, mulut dan di bawah ketiak. Yang perlu diingat adalah suhu yang diukur melalui dubur lebih tinggi 0,5 derajat celcius dibandingkan suhu yang diukur melalui mulut. Suhu yang diukur di bawah ketiak lebih rendah 0,5 derajat celcius dibandingkan suhu yang diukur melalui mulut. Cara yang mana saja dapat digunakan sesuai situasi dan kondisi yang mungkin. Yang penting saat berkonsultasi dengan dokter jangan lupa disebutkan bagaimana cara mengukur suhu tubuhnya.

Langkah-langkah untuk mengukur suhu tubuh melalui dubur (untuk bayi):

  1. beri jeli atau pelumas pada ujung termometer
  2. baringkan bayi dalam posisi tengkurap
  3. masukkan ujung termometer ke dalam dubur bayi kurang lebih sedalam 3,5 cm
  4. diamkan selama 3 menit, bayi tetap dalam posisi tengkurap
  5. keluarkan termometer dari dubur bayi dan bacalah hasilnya

Langkah-langkah untuk mengukur suhu tubuh melalui mulut:

  1. letakkan ujung termometer di bawah lidah
  2. tutup mulut selama 3 menit
  3. keluarkan termometer dari mulut dan bacalah hasilnya

Langkah-langkah untuk mengukur suhu tubuh di bawah ketiak:

  1. letakkan termometer di bawah ketiak dengan posisi lengan ke arah bawah
  2. silangkan lengan di depan dada
  3. tunggu sekitar 5 menit
  4. keluarkan dan baca hasilnya

Pengobatan
Jika setelah diukur dengan termometer terbukti demam, maka Anda dapat melakukan beberapa hal, tergantung suhu yang terukur, yaitu:

  1. Jika suhu tubuh tidak lebih dari 38,9 derajat celcius maka tidak perlu diberikan obat penurun demam
  2. Jika suhu tubuh melebihi 38,9 derajat celcius, maka dapat digunakan obat penurun demam seperti acetaminofen atau paracetamol, dengan dosis 10-15 mg/kg berat badan/kali
  3. Jangan berikan aspirin pada anak-anak karena dapat menyebabkan efek samping yang dapat menyebabkan kematian

Yang perlu diperhatikan lagi adalah kebutuhan cairan. Demam meningkatkan kebutuhan akan cairan. Setiap kenaikan suhu tubuh sebesar 1 derajat celcius, maka kebutuhan cairan meningkat sebanyak 12,5%. Oleh karena itu, orang yang demam tidak boleh kekurangan cairan sehingga disarankan untuk banyak minum.
Pada kasus-kasus seperti di bawah ini sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter, yaitu:

  1. bayi berusia kurang dari 3 bulan dengan suhu dubur sama dengan atau lebih dari 38 derajat celcius
  2. bayi berusia lebih dari 3 bulan dengan suhu dubur sama dengan atau lebih dari 38,9 derajat celcius
  3. bayi yang baru dilahirkan dengan suhu dubur kurang dari 38,1 derajat celcius
  4. anak berusia kurang dari 2 tahun dengan demam lebih dari 1 hari
  5. anak berusia 2 tahun atau lebih dengan demam lebih dari 3 hari
  6. orang dewasa dengan suhu dubur lebih dari 39,4 derajat celcius atau demam lebih dari 3 hari
  7. jika demam disertai gejala-gejala seperti: sakit kepala berat, pembengkakan hebat pada tenggorokan, ruam kulit, mata menjadi sensitif terhadap cahaya terang
  8. kaku pada leher dan nyeri saat kepala ditundukkan
  9. gangguan kesadaran
  10. muntah yang terus menerus
  11. sulit bernapas atau nyeri dada
  12. nyeri perut atau nyeri saat buang air kecil


Sumber : http://www.klikdokter.com/p3k/detail/5

SAKIT KEPALA

Sakit Kepala

Definisi

Sakit kepala atau headache atau sefalgia sering menjadi keluhan seseorang berobat ke dokter. Sakit kepala, seperti nyeri dada atau nyeri punggung, mempunyai berbagai macam penyebab.


Penyebab

Sakit kepala dibagi 2, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Sakit kepala primer adalah sakit kepala tanpa penyebab yang jelas dan tidak berhubungan dengan penyakit lain. Contohnya adalah sakit kepala tipe tensión, migren atau cluster. Sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit lain. Contohnya adalah infeksi virus, adanya pendesakan di dalam tengkorak oleh tumor, cairan otak, darah, dan kematian jaringan otak serta stroke.


Gejala
Sakit kepala tipe tension adalah jenis sakit kepala primer yang paling sering. Diperkirakan sekitar 90% orang usia dewasa mempunyai penyakit ini dan lebih banyak menyerang wanita dibanding pria. Sakit kepala tipe tensión diakibatkan oleh gangguan otot-otot dan jaringan ikat di sekitar kepala dan leher. Biasanya mengenai daerah dahi hingga bagian belakang kepala. Adanya gangguan pada otot-otot tersebut akan menimbulkan nyeri yang disebut contraction pain. Kejadian tipe tension ini dikaitkan dengan faktor stres. Menurut International Headache Society (IHS), tipe tension dapat didiagnosis jika terdapat dua dari kriteria berikut:

  • Gejala seperti ditekan dan diikat (tidak berdenyut)
  • Lokasi dari belakang kepala hingga dahi
  • Gejala pada kedua sisi dengan gejala ringan hingga sedang
  • Tidak dipengaruhi oleh aktivitas tertentu

Pasien dengan tipe tension ini memiliki riwayat keluhan selama 3 menit hingga 7 hari, tidak ada mual atau muntah, fotofobia (takut cahaya), gejala timbul saat stres atau khawatir, insomnia (sulit tidur), sulit konsentrasi dan tidak ada gejala awal.

Sakit kepala tipe migren adalah penyebab kedua terbanyak sakit kepala primer. Diperkirakan sekitar 28 juta penduduk AS mempunyai penyakit ini. Sakit kepala tipe migren menyerang anak-anak maupun dewasa. Sebelum pubertas, angka kejadian antara wanita dan pria sama, namun setelah pubertas, penyakit ini lebih menyerang wanita dibanding pria.
Gejalanya antara lain:

  • Nyeri derajat sedang atau berat, pada 1 sisi kepala ataupun di kedua sisi kepala
  • Diperparah oleh aktivitas fisik
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Mual dengan atau tanpa muntah

Jika tidak diobati, sakit kepala tipe migren dapat bertahan selama 4 sampai 72 jam, tapi frekuensi terjadinya berbeda-beda antar individu. Dapat terjadi beberapa kali serangan migren dalam satu bulan, namun dapat terjadi pula hanya satu adau dua kali serangan selama satu tahun.
Sakit kepala tipe cluster masih diperdebatkan mekanisme terjadinya. Ada teori yang menyatakan faktor hormonal berperan dalam timbulnya sakit kepala ini. Faktor imunologi, pembuluh darah, kurang oksigen dan karbondioksida diduga berperan juga namun masih kontroversial. Seseorang dengan sakit kepala tipe ini mengalami keluhan 5-180 menit, 1 – 8 kali sehari. Tidak ada aura (perasaan tidak enak badan sebelumnya). Gejala yang dirasakan yaitu:

  • Nyeri yang jauh lebih hebat dari tipe tension

Mengenai daerah wajah terutama sekitar mata, seringkali di saat akan tidur. Gejala dipengaruhi stres, relaksasi, suhu yang tinggi dan aktivitas seksual. Selain itu, gejala dapat dipengaruhi makanan, alkohol dan rokok.

  • Pasien akan gelisah, meronta-ronta dan terkadang membenturkan kepalanya ke benda keras.
  • Timbul gejala lain seperti:
    • Hidung tersumbat sebelah
    • Keluar air mata
    • Mata kemerahan
    • Kelopak mata bengkak
    • Denyut jantung meningkat

Pengobatan
Hal yang dapat dilakukan jika mengalami sakit kepala adalah:

    • Istirahat
    • Hindari stres dan faktor-faktor lain yang dapat memperberat nyeri kepala
    • Minum obat sakit kepala yang dijual bebas
    • Jika keluhan tidak berkurang segera hubungi dokter

Keluhan sakit kepala ringan biasanya akan reda dengan obat-obat sakit kepala yang dijual bebas yang sudah mengandung penghilang rasa nyeri, seperti mengandung paracetamol ataupun asam mefenamat. Jika nyeri terus berlanjut, maka ada kemungkinan keluhan bukan sakit kepala biasa dan perlu konsultasi dengan dokter. Begitu pula, keluhan sakit kepala yang berulang dan semakin berat ataupun semakin sering sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.
Untuk tipe cluster, penderita sebaiknya rutin memeriksakan diri karena sakit kepala tipe cluster ini akan selalu menjadi masalah dengan sering kambuhnya keluhan. Selain itu, tipe cluster seringkali dikaitkan dengan kelainan-kelainan di otak seperti adanya tumor ataupun adanya tumor di luar otak seperti di paru dan saluran napas. Penanganan yang baik akan mengurangi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup penderita.


Sumber : http://www.klikdokter.com/p3k/detail/12.