Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes Melitus (DM) atau Kencing Manis merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik kadar gula darah yang tinggi (Hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan produksi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Penyebab.
Ada 4 (empat) jenis DM dilihat dari factor penyebabnya :
- Tipe I : DM yang disebabkan karena kerusakan sel Beta Pankreas (penghasil insulin), atau kelenjar pancreas tidak mampu memproduksi insulin sehingga tubuh tidak mampu secara absolut merubah gula menjadi energi. Tipe ini bisa disebabkan karena factor bawaan atau oleh sebab yang belum diketahui.
- Tipe II : disebabkan karena gangguan kerja hormone insulin atau kurangnya produksi insulin dalam tubuh, sehingga kemampuan tubuh mengubah gula menjadi energi berkurang. Tipe ini sering ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun karena factor penuaan (degeneratif).
- Tipe lain : Penyebabnya karena : Karena Obat atau zat kimia, karena Infeksi , Sindrom Genetik lain yang berkaitan dengan DM
- Diabetes Melitus Gestasional : Diabetes yang terjadi pada kehamilan.
Faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk dapat mengidap penyakit DM antara lain :
• Faktor Resiko yang tidak dapat dimodifikasi :
- Riwayat keluarga dengan diabetes ( anak penyandang Diabetes ).
- Umur Usia ≥ 45 th harus dilakukan pemeriksaan Kadar Gula Darah secara berkala.
- Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi ≥ 4000 gram atau Riwayat pernah menderita DM pada kehamilan ( DM Gestasional ).
- Riwayat lahir dengan berat badan rendah,kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan BB rendah memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan BB Normal.
• Faktor risiko yang bisa dimodifikasi :
- Berat badan Lebih.
- Kurangnya aktivitas fisik.
- Hipertensi ( ≥ 140/90 mmHg ).
- Diet yang tidak sehat,yaitu Diet dengan tinggi Gula dan rendah serat akan meningkatkan risiko DM tipe 2.
Gejala
a. Gejala Klasik DM :
- Banyak kencing terutama pada malam hari (frekwensi bs 10 x dlm semalam ).
- Banyak makan (merasa selalu lapar).
- Banyak Minum (selalu merasa haus).
- Penurunan berat badan drastis yang tidak bisa dijelaskan sebabnya.
b. Keluhan lain :
- Lemah badan.
- Kesemutan.
- Mata kabur.
- Disfungsi ereksi pada pria.
- Gatal-gatal pada daerah kemaluan atau keputihan pada wanita.
Diagnosa
Apabila ditemukan gejala klasik diatas untuk menegakkan dignosa DM dapat dilakukan dengan cara :
a. Pemeriksaan Gula Darah sewaktu: Pemeriksaan gula darah yang dilakukan sesaat pada suatu hari tanpa memperhitungkan waktu makan terakhir Apabila hasil test gula darah sewaktu ≥ 200mg/dl (lebih dari) besar kemungkinan penderita mengidap DM.
b. Pemeriksaan Gula Darah Puasa : Pemeriksaan gula darah yang dilakukan ketika pasien dalam keadaan puasa atau tidak mendapatkan asupan kalori min 8 jam sebelum test dilakukan. Apabila hasil test gula darah ≥126mg/dl besar kemungkinan penderita mengidap DM.
Pemeriksaan dapat menggunakan alat test gula darah digital yang bisa dilakukan secara mandiri. Alat ini juga mudah didapatkan di apotik atau toko alat-alat kesehatan. Namun juga disarankan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa yang memadai.
Penatalaksanaan DM
Ada 4 hal penting dalam penatalaksanaan DM yaitu:
1. Edukasi atau Penjelasan tentang penyakit DM dan perubahan Gaya hidup,karena DM tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola dan perilaku telah mapan, yaitu asupan kalori yang berlebih dan tidak diimbangi dengan latihan fisik yang cukup.Sehingga perlu diberikan motivasi kepada penderita maupun keluarga untuk menjalani pola hidup sehat,antara lain:
- Mengikuti pola makan sehat.
- Meningkatkan kegiatan jasmani.
- Menggunakan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara aman dan teratur sesuai anjuran dokter.
- Melakukan Pemantauan Gula Darah Mandiri secara berkala.
- Melakukan perawatan kaki secara berkala.
- Mempunyai ketrampilan mengatasi masalah yang sederhana dan mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes serta mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan penyandang diabetes.
- Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
3. Latihan Jasmani Kegiatan Jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit ) merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe II. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan ke pasar,menggunakan tangga,berkebun harus tetap dilakukan.Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin,sehingga akan memperbaiki kendali gula darah.Latihan jasmani yang dianjurkan antara lain jalan kaki,bersepeda santai,jogging,dan berenang.Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.Untuk mereka yang relative sehat,intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan,sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindari kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.
4. Obat untuk menurunkan Gula Darah Ada banyak jenis obat untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi,namun pada prinsipnya obat ini berfungsi untuk mempertahankan Gula Darah dalam kisaran nilai Normal,yaitu Gula darah Puasa 100 -125 mg/dl atau Gula darah 2 jam setelah makan 145-179mg/dl
Keempat hal diatas merupakan pilar pengelolaan DM yang harus dilaksanakan secara bersamaan,untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes.
Tujuan dari Penatalaksanaan ini adalah :
• Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM ,mempertahankan rasa nyaman,dan tercapainya target pengendalian gula darah.
• Jangka panjang : Mencegah Komplikasi atau Penyulit DM yang berupa gangguan pembuluh darah jantung,gangguan penglihatan,gangguan pembuluh darah otak (Stroke)Gagal ginjal,dan terjadinya Luka menahun pada kaki penderita DM yang dapat mengakibatkan Amputasi.
(2010 Dr. Evita Setianingrum dari berbagai sumber referensi)